Oleh: ABDUL KHAMID, M.Pd.
Rektor Institut Agama Islam Al-Fatimah Bojonegoro
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga, nilai-nilai Islam yang tercantum di dalam tiap sila dalam Pancasila telah di ajarkan di Indonesia. Akan menjadi suatu hal yang aneh apabila di wilayah Indonesia terlebih yang berlatar belakang Agama Islam tidak paham atau tidak mengerti apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam tiap sila dalam Pancasila.
Pancasila adalah jiwa seluruh bangsa Indonesia yang telah memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang bertambah baik, didalam jiwa segenap masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Menurut Bapak Ir. Soekarno, Pancasila merupakan isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja menjadi falsafah negara, tetapi lebih luas lagi yaitu sebagai falsafah bangsa Indonesia.
Nilai-nilai dasar dalam Pancasila meliputi sila-sila dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan Dan Keadilan. Nilai-nilai tersebut adalah esensi dari Pancasila yang bersifat universal, bisa berlaku dimana saja dan kapan saja. Nilai-nilai tersebut mengandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang kokoh, baik dan benar untuk diperjuangkan dalam kehidupan manusia di dunia ini.
Di dalam Islam segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT mempunyai nilai yang baik atau mulia dan bermanfaat bagi umat manusia. Tidak ada satupun ciptaan Allah SWT yang ada di dunia ini yang tidak ada nilainya atau memiliki nilai yang tidak baik, semua itu bergantung kepada manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 191:
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Adapun nilai-nilai Islam yang terkandung didalam tiap sila dalam Pancasila diantaranya adalah: Pertama, Nilai Ketuhanan. Korelasi antara Pancasila pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap nilai-nilai Islam, diantaranya seperti yang terdapat di dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas ayat 1 yang berbunyi:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa”.
Makna dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia. Sila ini membuat setiap warga negara memiliki kebebasan dalam menganut dan menjalankan ibadah sesuai Agama dan kepercayaan masing-masing. Di Indonesia terdapat 6 Agama yang di anut, diantaranya adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. Walaupun di negara Indonesia sendiri memiliki berbagai perbedaan, tetapi masih terjalin toleransi.
Kedua, Nilai Kemanusiaan. Korelasi Pancasila pada sila kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab pada dasarnya karena rakyat Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hidupnya, yang berkaitan dengan kejahatan kemanusiaan selama bertahun-tahun yaitu saat Indonesia masih dalam masa penjajahan. Oleh karena itu isi dari sila kedua ini adalah salah satu dasar negara, yang harus ditaati oleh seluruh bangsa Indonesia. Adanya kesamaan derajat diantara setiap warga negara Indonesia, membuat warga negara Indonesia lebih bijak dan adil tidak membeda-bedakan karena semua bangsa Indonesia sederajat. Tidak boleh bertindak semena-mena pada orang lain. Sebaliknya jika ada orang lain bersikap semena-mena terhadap kita, maka kita harus memiliki sifat membela dan tidak boleh menerima begitu saja karena di dalam berwarga negara kita harus saling menghargai antar sesama warga negara Indonesia dan harus memiliki sifat adil dan beradab.
Ketiga, Nilai Persatuan. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku, ras, agama, adat, budaya dan lain sebagainya. Dengan semua perbedaan itu diharapkan bangsa Indonesia akan selalu bersatu. Bangsa Indonesia terdiri dari ratusan jiwa penduduk yang tentu sangat sulit untuk disatukan. Seringkali terdapat sifat ego pada masing-masing pribadi yang menimbulkan perpecahan didalamnya. Sila ini mengajarkan kita untuk menghilangkan sifat egois dan mendahulukan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT di dalam Al Qur’an surat Al Hujurat ayat 13:
يَآيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَ أُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
Keempat, Nilai Kerakyatan. Dalam sila ke empat ini menjelaskan bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di negara Indonesia. Selalu mengutamakan musyawarah dalam mencari kemufakatan, dalam mengambil keputusan. Musyawarah dalam mufakat ini harus meliputi semangat kekeluargaan, dan akal sehat yang sesuai dengan hati nurani.
Kelima, Nilai Keadilan. Korelasi sila Keadilan Sosial adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada diskriminasi di negara Indonesia. Keadilan sosial juga berkaitan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban, di kehidupan bangsa Indonesia. Jika hak dan kewajiban sudah terwujud, maka keadilan di negara Indonesia sudah merata. Dampak yang akan terjadi bila Pancasila tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan saling bermunculan moderenisasi, globalisasi, menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu contoh dampak negatif yang kini terlihat adalah mulai pudarnya rasa cinta Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja. Nilai-nilai Pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan yang lebih parahnya lagi, remaja semakin mengarah kepada paham kebebasan yang sebebas-bebasnya. Seolah-olah mereka sudah lupa memiliki dasar negara, pedoman hidup berupa Pancasila.
Semoga kita dapat menjalankan dan melaksanakan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga secara tidak langsung setiap kita mengamalkan nilai-nilai yang ada didalam Pancasila, maka kita juga mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan didalam Agama Islam.
Ayo!
Gapai masa depan terbaikmu bersama Institut Agama Islam Al-Fatimah Bojonegoro
IAI Al-Fatimah Bojonegoro
Kampus Milenial, Terdepan, Terpercaya
___________
Find us:
Instagram: iaialfatimahbojonegoro
Website: iaialfatimah.ac.id
Email: iaialfatimahbojonegoro@gmail.com
#ILoveIAIFA
#BanggaIAIFA
#IAIFAJaya
#AyoKuliahdiIAIFA