Abad 21 dimulai ketika memasuki tahun 2000 hingga sekarang atau yang disebut dengan istilah kerennya, era milenial. Pada era ini, perkembangan dan kemajuan informasi dan teknologi semakin canggih. Era Milenial ini sejalan dengan jalan cerita sebuah film kartun “Doraemon”yang mengatakan bahwa pada abad 21 nanti akan terjadi perkembangan dan kemajuan teknologi yang luar biasa.
Jika berbicara mengenai santri, secara umum santri adalah sebutan bagi seseorang yang belajar agama Islam di pondok pesantren. Menurut bahasa sansekerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan “sastra” yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan bahwa santri berasal dari kata “cantrik” yang artinya adalah para pembantu begawan atau resi, seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut.
Akan tetapi lebih jauh dari pada itu, figur santri adalah pandangan hidup tentang seluruh sistem kepercayaan dan keyakinan, dikatakan bahwa santri disebut sebagai manusia lahir batin. Istilah tersebut muncul karena santri percaya bahwa manusia terdiri dari dua dimensi yang tak terpisahkan, yakni dimensi lahir dan dimensi batin. Dimensi lahir manusia mencakup aspek-aspek kehidupan yang bersifat indrawi, kasatmata dan logis seperti daya intelektual, kemampuan, keterampilan, prestasi dan lain-lain. Sedangkan dimensi batin mencakup hal-hal yang tidak kasat mata, seperti moralitas dan spiritualitas. Filosofi seperti inilah yang kemudian memunculkan khittah sistem pendidikan pesantren yang memadukan dua dimensi manusia tersebut. Yaitu sistem Tarbiyah yang berorientasi pada aspek batin dalam ranah moral spiritual, serta sistem Ta’limiyah yang berorientasi pada aspek lahir dalam ranah skill intelektual.
Dewasa ini, dimana perkembangan zaman semakin pesat, seorang santri tentu haruslah bisa beradaptasi dan melakukan perubahan. Santri dituntut memiliki intelektualitas yang luas, yang bisa menggabungkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Era sekarang tantangan santri sangat berbeda dengan kemajuan zaman dan perkembangan globalisasi. Disamping menekuni kajian keagamaan yang sangat kental, santri harus mengimbanginya dengan kemampuan intelektualnya.
Kini santri akan dihadapkan dengan era milenial. Bahkan lebih dari itu, dunia akan memasuki babak baru yang dihuni oleh generasi post milenial. Generasi yang hidup dalam kemajuan informasi dan teknologi ini, tentu saja memiliki pola hidup berbeda dengan generasi sebelumnya. Perubahan besar-besaran akan terjadi di berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Dalam hal ini pesantren pun akan mengalami tantangan baru untuk bisa tetap berdiri ditengah-tengah generasi milenial. Santri generasi milenial kini mempunyai tantangan menyambut revolusi industri 4.0. Era revolusi industri keempat sebenarnya sudah mulai ditapaki yang ditandai dengan digitalisasi kurang lebih pada tahun 2000. Salah satu digitalisasi tersebut adalah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang semakin berkembang saat ini. Bukan hanya industri, AI juga dikembangkan untuk mempermudah kehidupan manusia. Selain AI, terdapat teknologi lain yang menjadi penopang industry 4.0 yakni internet of things, human machine interface, teknologi robotik dan sensor.
Teknologi tersebut menjadi tanda bahwa di era ini, aspek-aspek kehidupan akan memasuki dunia virtual, efek dari penerapannya adalah efisiensi produksi dan terjadi peningkatan produktivitas serta daya saing. Layaknya koin yang memiliki dua sisi, revolusi industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor indutsri, tetapi juga menjadi tantangan baru. Dunia yang telah memasuki era revolusi 4.0 nampaknya bukan lagi isapan jempol belaka, maka santri haruslah mampu dan terbuka menghadapi tantangan kemajuan teknologi era revolusi industri 4.0 ini. Lantas bagaimana seorang santri bisa bertahan dan beradaptasi di era revolusi industri 4.0 ini ?
Tentu ada formula khusus guna menghadapi revolusi industri 4.0 ini, formula tersebut bernama 21st Century Skill yang bermuatan 4C 1H, yaitu Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication and Hold Fast to the Creed. Pertama Critical Thinking, santri haruslah berpikir kritis melihat dunia luar. Ilmu harus digali secara lebih luas dan mendalam, karena pada dasarnya menuntut ilmu itu hukumnya wajib, sebagaimana Hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang muslim”. Tidak hanya menggali ilmu saja, namun santri harus mampu memahami sebuah problem yang rumit serta mampu mengkoneksikan berbagai informasi sehingga memunculkan sebuah gagasan dan solusi.
Kedua Creativity, kreativitas juga harus ditunjukkan dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, kreativitas dapat menghasilkan hal-hal baru yang biasanya bernilai ekonomis, hal ini akan membuat santri berdaya dalam bidang industri. Ketiga Collaboration, santri pasti sadar dan tahu bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang Allah ciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku sehingga berkolaborasi pada era ini sangatlah penting, ditambah sifat dasar manusia yang tak bisa lepas dari campur tangan atau bantuan manusia lain.
Keempat adalah Communication, merupakan salah satu kunci sukses dalam hal ini, banyak sekali problem bermunculan yang hanya berawal dari miscommunication dan seorang santri tidak akan terlihat cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik, apalagi jika dalam berkhutbah atau ceramah, seorang santri dituntut memiliki retorika komunikasi yang handal, maka keterampilan komunikasi sangatlah penting. Dan yang terakhir adalah Hold Fast to the Creed atau berpegang teguh pada akidah. Akidah yang dimaksud disini adalah akidah yang benar yang sesuai dengan tuntunan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Itulah senjata untuk menghadapi revolusi industri 4.0, dengan menerapkan formula 4C IH ini, maka santri diharapkan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing dan mengantisipasi perubahan yang cepat serta membentengi diri agar dapat menggunakan teknologi ini dengan sebaik-baiknya di era revolusi 4.0. Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita, khususnya para santri dalam menghadapi tantangan perubahan zaman. Waallahu a’lam.
Ayo!
Gapai masa depan terbaikmu bersama Institut Agama Islam Al-Fatimah Bojonegoro
IAI Al-Fatimah Bojonegoro
Kampus Milenial, Terdepan, Terpercaya
___________
Find us:
Instagram: iaialfatimahbojonegoro
Website: iaialfatimah.ac.id
Email: iaialfatimahbojonegoro@gmail.com
#ILoveIAIFA
#BanggaIAIFA
#IAIFAJaya
#AyoKuliahdiIAIFA