Oleh: Abdul Khamid, M.Pd.
Rektor IAI Al-Fatimah Bojonegoro
Pagi ini saya diingatkan tentang bagaimana pentingnya bekerja secara profesional. Bekerja secara profesional itu tidak sebatas tentang tanggungjawab saja, melainkan jauh lebih dari itu. Seorang pekerja yang profesional pasti memiliki perencanaan yang sangat matang di dalam mengemban tugas dan pekerjaannya. Seorang pekerja yang profesional pasti bisa mengatur waktu yang baik, sehingga tugas dan pekerjaannya dapat terselesaikan. Seorang pekerja yang profesional pasti akan memilih untuk fokus dengan pekerjaannya, bukan menampung semua pekerjaan dari semua tempat pada dirinya, padahal itu diluar batas kemampuannya. Seorang pekerja yang profesional pasti memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Seringkali kami mendapat arahan dan masukan dengan istilah “Jemput Bola” (personal selling), memang terkesan seperti mau bermain-main. Namun ternyata disinilah salah satu kunci kesuksesan dalam berkarir. Jemput Bola artinya teknik bekerja yang dilakukan dengan aktif untuk menyelesaikan pekerjaannya, bukan menunggu diperintah atau acuh tak acuh karena merasa bukan tanggungjawabnya.
Perlu kita sadari bersama, bahwa urusan layanan publik tak bisa diselenggarakan dengan kecerobohan yang mengemuka. Apalagi dengan main-main belaka. Butuh identifikasi yang cermat dan utuh disana-sini. Agar solusi yang dinanti bisa menemukan kata tuntas sejak dini. Karena itu, perencanaan yang baik dengan tingkatan diagnosis yang cermat atas masalah dan strategi yang jitu untuk tindakan solusinya adalah kesempurnaan kerja yang harus dikejar dan diraih. Demi kinerja organisasi yang dinanti.
Perlu kita pahami dan resapi bersama, bahwa amanah jabatan adalah urusan publik. Baiknya urusan umat dan bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana urusan publik itu dikelola dengan profesional. Saat pengelolaannya baik, maka baik pula ruang publik. Dan berikutnya, otomatis baik pula urusan umat dan bangsa secara lebih luas. Karena itulah, amanah jabatan harus ditunaikan dengan penuh profesionalitas dan dengan sebaik-baiknya. Jangan pernah bermain-main dengan amanah jabatan.
Untuk mengikat kuat pikiran dan tindakan pada kewajiban penunaian amanah jabatan, penting dibangun mental baru, pekerjaan dan amanah jabatan adalah ladang akhirat, bukan urusan duniawi semata. Maka, teks i’mal li akhiratika ka annaka tamutu ghadan, penting menjadi nilai kerja yang profesional. Kata akhiratika (akhiratmu) bisa pula untuk konteks hidup profesional diganti dengan kata mihnatika (profesimu) atau syakilatika (jabatanmu). Jangan abaikan akhiratmu. Jangan abaikan tugas jabatanmu.
Karena, menunaikan jabatan dengan baik sama dengan berinvestasi untuk akhirat. Saat investasinya benar, maka akhirat akan hadir dan memberi banyak syafaat. Saat abai atas investasi, saat itu pula bisa segera disimpulkan bahwa nasib dan masa depan di akhirat bisa sekarat.