Oleh: Abdul Khamid, M.Pd.
Rektor IAI Al-Fatimah Bojonegoro
Kata Elbert Hubbard, ketelitian merupakan ciri kesuksesan. Memang betul adanya, orang-orang hebat pasti memiliki ketelitian tingkat dewa. Orang-orang hebat memang tak pernah melupakan ketelitian. Karena orang hebat itu produk pengalaman yang kuat. Dan kata pengalaman ini menunjuk kepada mutu kerja sebelumnya yang melesat. Pemahaman dan penguasaan adalah prasyarat. Abai pada ketelitian berarti menyia-nyiakan kesempatan lahirnya pengalaman yang kuat. Karena itu, enggan pada ketelitian itu merupakan pertanda buruk bagi kepemimpinan yang kuat. Emoh untuk memahami dan menguasai suatu hal itu itu awal dari manajemen yang sekarat. Di sinilah, orang hebat selalu berangkat dari kecakapan berlipat. Dan kecakapan berlipat itu tak pernah lahir kecuali dari pengalaman yang hirau pada setiap poin ketelitian yang melesat.
Setiap ketelitian yang diikuti dan kemudian dikuasai akan memberi nilai tambah (add value) pada pemahaman, pengetahuan, wawasan dan kesadaran yang ada pada diri. Artinya, tidak ada ruginya sama sekali dari sikap dan praktik hirau pada ketelitian. Karena, pertambahan nilai selalu hadir pada dan bersama sikap dan praktik itu. Dan bukanlah konsep pertambahan nilai ini adalah nama lain dari konsep barakah dalam dunia spiritual?
Diluar pembahasan konteks tersebut, banyak orang yang sudah merasa dirinya pintar dan merasa memiliki kompetensi terhadap bidangnya merasa tinggi hati. Itu merupakan sikap yang kurang kita sadari sebagai manusia.
Dampak dari hal tersebut membuat kita terkadang membuat sesuatu yang di luar kehendak kita. Hal tersebut pun adalah hal yang fatal. Entah itu bagi reputasi kita atau pun untuk karier. Itu semua secara tidak kita sadari mungkin pernah kita lakukan.
Oleh sebab itu, hal seperti itu perlu kita antisipasi. Antisipasi yang perlu kita siapkan adalah ketelitian dan pengalaman. Karena kecerdasan atau kepintaran jika hanya berdiri sendiri dan menyampingkan ketelitian dan pengalaman, maka akan menjadi kebodohan.
Kebodohan tersebut akan menjadi sebuah penyakit yang kronis jika kejadian atau kasus di atas terus menerus kita ulangi. Dengan demikian, kunci keberhasilan selain kepintaran adalah ketelitian dan pengalaman.