Bojonegoro, 07 Oktober 2024 — Di tengah tantangan pendidikan yang semakin kompleks, mahasiswi psikologi Institut Agama Islam Al-Fatimah Bojonegoro, Rizka Rayhania Kumaidi (sapaan Rizka), telah berhasil menciptakan bimbingan belajar yang inovatif untuk anak-anak usia TK dan Sekolah Dasar. Melalui usaha yang ia dirikan, Cendekia Learning Center, ia berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas dengan metode yang menyenangkan.
Dalam wawancara, Rizka Rayhania Kumaidi mengungkapkan bahwa ide untuk mendirikan bimbingan belajar (bimbel) ini berawal dari pengalamannya sebagai pengajar sekolah diniyah sukarela di kediamannya. “Mengapa bimbel yang saya pilih sebagai pijakan awal karir saya, karena dengan status saya yang masih dibangku kuliah tentu saja terbatas untuk terjun ke dunia kerja. Terbatas waktu dan pengalaman tentunya. Sebelum ada bimbel ini, saya sudah lebih dahulu membuka sekolah diniyah gratis untuk masyarakat. Bukan hanya gratis biaya bulanan namun gratis juga untuk buku dan kitab,” ujar Rizka. Dengan latar belakang pendidikan psikologi semester 3, ia merancang program pembelajaran yang tidak hanya fokus pada akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter. “Saya hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat dimanapun dan kapanpun saya berada. Segala ilmu yang saya miliki hanyalah titipan, yang harus saya jaga dan pergunakan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Bimbingan belajar yang berlokasi di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro ini menawarkan program CALISTUNG (baca tulis hitung). Selain itu terdapat juga program lain yang menjadi program unggulan yaitu Kelas Tahfidz, Design, dan Content Writer. Metode pembelajaran yang digunakan mengedepankan pendekatan bermain sambil belajar, sehingga anak-anak tidak merasa tertekan dan lebih mudah menyerap materi. “Saya percaya bahwa belajar harus menyenangkan,” ujar Rizka.
Dalam waktu singkat, bimbingan belajar ini telah menarik perhatian banyak orang tua. “Seperti yang kita tau belajar dengan anak-anak membutuhkan sabar seluas lautan, yang mungkin saja para ibu-ibu sudah lelah dan sibuk dengan kegiatan mereka. Jadi saya turut serta meringankan beban mereka dengan menitipkan anak mereka ke saya, pulang-pulang jadi pinter,” ujar Rizka. Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari dedikasi dan kerja keras tim pengajar yang merupakan mahasiswa semester 6 yang membantu Rizka dalam menjalankan bimbingan belajar.
Namun, perjalanan Rizka tidak selalu mulus. Ia harus menghadapi berbagai hambatan, mulai dari manajemen waktu antara kuliah dan bimbingan belajar, harus mengorbankan hobi lain, dan kendala legalitas dalam mengembangkan bimbingan belajar ini.
Sebagai langkah ke depan, Rizka berencana untuk memperluas jangkauan bimbingan belajarnya dengan mengurus legalitas lembaga, menjalin relasi, upgrade fasilitas, dan membuka bimbingan belajar untuk tingkat yang lebih tinggi.
Dengan inovasi dan semangat juangnya, Rizka menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif di dunia pendidikan. Bimbingan belajar ini bukan hanya sebuah bisnis, tetapi sebuah misi untuk membangun generasi emas yang cerdas dan berkarakter. “Sebagai perempuan, saya ingin berdaya dan mandiri dengan segala kapasitas yang saya miliki. Bukan hanya karena uang semata, tapi ini tentang skill, value, pola pikir, dan ketangguhan mental yang perlu dilatih,” ujar Rizka.